Keberadaan Relief di Gedung Sarinah


Sarinah adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang ritel. Sarinah didirikan berdasarkan Akta Nomor 33 tanggal 17 Agustus 1962 yang digagas oleh Bapak Proklamator Indonesia. Presiden Soekarno, untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Gedung Sarinah merupakan salah satu ikon Jakarta yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai budaya. Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama dan tertua di Indonesia, meski pernah tutup sementara pada tahun 2020 untuk renovasi, di tanggal 21 Maret 2022 Sarinah telah resmi dibuka kembali.

Terletak di pusat ibu kota Jakarta, gedung ini tidak hanya menjadi pusat perbelanjaan yang ramai, tetapi juga menyimpan kekayaan seni dan sejarah yang tak ternilai. Salah satu aspek yang menarik perhatian para pengunjung adalah keberadaan relief yang menghiasi bangunan, relief ini bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi juga memiliki nilai artistik dan sejarah yang mendalam. Dilansir dari laman kompas.com, menurut Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta, Candrian Attahiyat, mengaku sempat menelusuri seorang yang telah membuat relief tersebut. Namun sampai sekarang, jawabannya masih belum ditemukan.

Relief di temukan di ruang mekanikal elektrikal yang tak sembarangan orang dapat masuk. Penemuan relief baru terungkap ketika pemilik akun instagram @liayuslan mengunggah tiga buah foto yang diambil dari proyek revitalisasi Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Relief tersebut menjadi ikon baru Sarinah pada 10 November 2021. Menurut Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), berdasarkan beberapa ahli sejarah dan seni rupa nasional relief tersebut dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi tahun 1962-1966.

Pada saat Gedung Sarinah dalam proses renovasi, Menteri BUMN Erick Thohir meninjau perkembangan renovasi. Dalam tinjauannya, Erick menengok relief dan patung bersejarah yang sudah lama tersimpan di dalam gedung. Erick mengaku terkejut dan sedih atas penemuan patung bersejarah tersebut. Karena, selain memiliki nilai seni, patung tersebut juga memiliki saksi sejarah, namun perawatannya tidak maksimal.

Relief Sarinah dirancang dan dibuat semasa kontruksi gedung Sarinah di awal tahun 80’an. Relief ini dibuat sebagai penggambaran kewirausahaan atau kemandirian pedagang eceran kecil dan asongan (ritel) masa itu. Penempatan relief tetap berada di lokasi yang sama sejak awal dibuat hingga saat ini. Relief yang ada di gedung Sarinah menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah. Melalui relief ini, Gedung Sarinah menjadi lebih dari sekadar pusat perbelanjaan modern, tetapi juga sebuah tempat yang menghubungkan masyarakat perkotaan dengan akar budaya dan tradisi tersendiri.

Meskipun telah berusia puluhan tahun, relief di Gedung Sarinah tetap mempesona dan menginspirasi, sehingga dibutuhkan perawatan dan pemeliharaan relief agar tetap terjaga dan dinikmati oleh generasi mendatang. Pemeliharaan relief ini bukan hanya tanggung jawab pemilik gedung, tetapi juga kita semua sebagai warga negara Indonesia yang bangga akan warisan budaya. Pemeliharaan relief dapat dilakukan dengan pembersihan secara berkala untuk menghindari kerusakan akibat debu, perbaikan jika terjadi kerusakan atau retak, serta peningkatan keamanan dan perlindungan terhadap vandalisme. Selain itu, dalam upaya perawatan dan pemeliharaan relief, edukasi publik juga sangat penting agar masyarakat dapat menghargai dan menjaga relief sebagai bagian integral dari identitas budaya. (JAR)

 

Teks : Jasmine Al Ramadhani

Observasi

Komentar

Postingan Populer