Peran Jurnalisme dalam Mempromosikan Kerukunan Antaragama

 Diskusi Publik : Memperkenalkan Jurnalisme Keagamaan Kepada Para Jurnalis dan Calon Jurnalis

Diskusi publik yang bertemakan “Peran Jurnalisme Keagamaan Dalam Mempromosikan Kerukunan Antaragama dan Kebebasan Beragama” kegiatan ini diselenggarakan pada Senin, 18 Maret 2024 yang berlokasi di Auditorium Sekretariat FPCI, Mayapada Tower 1, 19th Floor, Jl.Jenderal Sudirman Kav.28,South Jakarta. Kegiatan ini dimulai pada pukul 15.30-18.00 WIB.

Diskusi publik ini bertujuan untuk memperkenalkan jurnalisme keagamaan kepada para jurnalis dan calon jurnalis, dan mereka yang tertarik dengan isu-isu keagamaan termasuk aktivis lintas agama, mahasiswa, dan masyarakat umum. Para hadirin akan mendapatkan gambaran umum tentang bagaimana menulis tentang isu-isu agama secara bijak dan obyektif, bagaimana menulis tentang agama dapat mempromosikan kerukunan antar agama dan kebebasan beragama. Selain itu, diskusi publik ini juga akan menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika menulis tentang agama.

Diskusi publik ini dimoderatori oleh Audric Rizki dan Endy Bayuni sebagai pembicara. Endy Bayuni menjelaskan bahwa Jurnalisme Agama adalah kegiatan dari seorang wartawan/jurnalis terkait pemberitaan dengan unsur keagamaan. Endy menyatakan media di Indonesia masih banyak kekurangan dalam meliput agama. Untuk itu, Endy akan memberikan materi seputar jurnalisme agama, kegiatan, tips dan trik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika meliput sebuah pemberitaan yang berkaitan dengan unsur keagamaan.

Ada dua peringatan tentang Jurnalisme Agama, yaitu :

1.     Dengan agama menjadi pusat perhatian di banyak negara di seluruh dunia, pengetahuan dan keterampilan melaporkan agama sangat penting bagi semua jurnalis dan mereka yang tulisannya mungkin menyinggung soal agama, tidak hanya mereka yang melaporkan agama.

2.   Jurnalis agama tidak boleh disamakan dengan jurnalisme penyebaran agama. Banyak media agama yang menganut prinsip-prinsip jurnalisme yang ketat dan menyasar khalayak luas.

Pada diskusi publik kali ini, Endy Bayuni juga membagikan 5 alasan mengapa agama menjadi pusat perhatian secara global, yaitu: Kebangkitan agama; reaksi terhadap kebangkitan ateisme dan sekularisme; reaksi terhadap multikulturalisme atau imigrasi; kebangkitan konservatisme, dimana agama menjadi elemen yang tidak penting; agama menjadi identitas budaya dan politik. Namun, media/wartawan juga dianggap bagian dari masalah ketika mengangkat berita yang berkaitan dengan unsur agama karena dianggap menebarkan kebencian, hasutan, intimidasi yang berlebihan; kecenderungan untuk melakukan stereotip terutama dalam menggambarkan orang-orang dari agama lain; memperkuat prasangka yang ada pada setiap agama; munculnya platform media sosial yang memungkinkan penyebaran kebencian; kecenderungan jurnalis untuk “mensekulerkan’ konten mereka, menjadi cerminan dari komunitas mereka yang telah menjadi jauh lebih religius. Berita-berita yang disajikan sering kali tidak memiliki nilai-nilai agama yang mendorong perilaku masyarakat. (JAR)

 

Teks : Jasmine Al Ramadhani

Konferensi Pers

Komentar

Postingan Populer